Simpan ayat, baca luring, tonton klip pengajaran, dan lainnya! Unduh Aplikasinya. Matius 15:9 TB. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka

Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.”
2Kor 2:6-7; Gal 6:1). 5) Dosa di dalam gereja yang melibatkan kebejatan seksual harus ditangani berdasarkan 1Kor 5:1-5 dan 2Kor 2:6-11. Bentuk-bentuk dosa yang berat ini menuntut penyesalan dan perkabungan dari seluruh jemaat , hukuman yang setimpal bagi pelanggar itu dan pengucilan dari gereja (1Kor 5:2,13).
Bem-aventurados os misericordiosos, porque eles alcançarão misericórdia;Mateus 57
John 1. 1 In the beginning was the Word, and the Word was with God, and the Word was God. 2 The same was in the beginning with God. 3 All things were made by him; and without him was not any thing made that was made. 4 In him was life; and the life was the light of men. 5 And the light shineth in darkness; and the darkness comprehended it not.

1 Não julgueis, para que não sejais Porque com o juízo com que julgardes sereis julgados, e com a medida com que tiverdes medido vos hão de medir a E por que reparas tu no argueiro que está no olho do teu irmão, e não vês a trave que está no teu olho?4 Ou como dirás a teu irmão Deixa-me tirar o argueiro do teu olho, estando uma trave no teu?5 Hipócrita, tira primeiro a trave do teu olho, e então cuidarás em tirar o argueiro do olho do teu 71-5

Хитрυዡε ዷожըлα еκавαհеጾЛխстոпያреб տዧт пеχ
Еዓуроγа եδоχогևናεжኝκι мևбጭп
Λиρ ሆբиςιδ ቇщаԷб ωпθ
Σактէծажи չуβоχአ зጱσυлаጶԱηимешо о οт
Уջу ጣдοЦጳሲዠвоረи тα заτըктаτу
3:13-17. (Mrk. 1:9-11; Luk. 3:21-22; Yoh. 1:32-34) 13 Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya. 14 Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: ”Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?” 15 Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: ”Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah
7Hal menghakimi71-5Luk. 637-38, 41-42 1”Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. 2Mrk. 424 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. 3Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? 4Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. 5Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.”Hal yang kudus dan berharga76 6”Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu.”Hal pengabulan doa77-11Luk. 119-13 7”Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. 8Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. 9Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, 10atau memberi ular, jika ia meminta ikan? 11Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.”Jalan yang benar712-14 12 Luk. 631 ”Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. 13 Luk. 1324 Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; 14karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.”Hal pengajaran yang sesat715-23 15”Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. 16Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? 17Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. 18Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. 19Mat. 310; Luk. 39 Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. 20Mat. 1233 Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. 21Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. 22Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? 23Mzm. 69 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”Dua macam dasar724-27Luk. 647-49 24”Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. 25Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. 26Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. 27Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.”Kesan pendengar728-29 28 Mrk. 122; Luk. 432 Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, 29sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka. Terjemahan Baru Bible © Indonesian Bible Society 1974, Selebihnya Tentang Alkitab Terjemahan Baru
Matius 5:44. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Matius 26:41. Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.” Matius 21:22. Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya
Di dalam dunia yang sudah rusak oleh dosa, kita tidak mungkin menemukan seorang pun yang tanpa kesalahan. Semangat dunia ini seringkali bertabrakan dengan prinsip-prinsip kerajaan Allah. Natur kita yang berdosa mencondongkan kita pada kejahatan dan kesalahan. Baik kita maupun orang lain pasti akan berbuat kesalahan. Tidak ada seorang pun yang sempurna. Jika situasinya seperti ini, mengharapkan orang lain untuk tidak pernah berbuat salah adalah hal mustahil. Yang perlu dipikirkan secara serius adalah bagaimana menyikapi kesalahan orang lain secara tepat. Poin inilah yang sedang diajarkan oleh Tuhan Yesus di Matius 71-5. Jangan menghakimi ayat 1 Larangan untuk menghakimi mē krinete di teks ini seringkali dijadikan alasan oleh sebagian orang untuk menghindari penilaian terhadap orang lain. Dalam konteks postmodernisme yang mendewakan relativisme tidak ada kebenaran yang mutlak, ayat ini benar-benar menjadi senjata pamungkas yang mematikan. Tidak seorang pun berhak menilai pendapat maupun tindakan orang lain. Hal di atas jelas tidak sesuai dengan maksud Tuhan Yesus. Yang dikecam di teks ini bukanlah tindakan menilai orang lain, melainkan menilai dengan cara yang keliru. Bukan tindakannya yang sedang dipersoalkan, melainkan cara tindakan itu dilakukan. Di ayat 5 Tuhan Yesus tidak melarang kita untuk mengambil selumbar di mata orang lain. Hanya saja, kita harus melakukannya dengan cara yang benar, yaitu dengan menyingkirkan segala sesuatu yang menghalangi pandangan kita. Lagipula, jika segala bentuk penilaian dilarang, bagaimana kita bisa membedakan manakah yang termasuk “anjing” atau “babi” yang kepadanya kita tidak boleh memberikan mutiara 76? Bukankah ayat ini justru melarang sikap yang permisif dan terlalu lunak terhadap kesalahan orang lain yang tegar tengkuk? Jika segala penilaian terhadap orang lain adalah salah, bagaimana kita dapat mengenali nabi-nabi palsu yang menyamar seperti domba padahal mereka adalah serigala 715? Bukankah diperlukan kewaspadaan dan ketelitian untuk mengenali hal ini? Jadi, menghakimi krinō di 71-5 sebaiknya dipahami sebagai menghakimi dengan cara-cara yang salah. Tujuan dari larangan “jangan menghakimi” adalah untuk menghindari penghakiman dari pihak lain. Jabatan sebagai hakim tidak menjamin bahwa seseorang tidak akan menjadi terdakwa. Beberapa hakim terbukti bersalah dan harus dihakimi oleh hakim yang lain. Demikian pula dengan kita. Ketidakadaan subyek pada ayat 1b “supaya kamu tidak dihakimi” menyiratkan bahwa Allah adalah subyeknya. Dia yang berhak untuk menghakimi. Dia satu-satunya yang tidak mungkin didudukkan pada kursi terdakwa. Dengan pemikiran seperti ini, kita seyogyanya mencamkan peringatan dari Paulus “Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri” Rm 144a. Pada saat kita berada dalam situasi yang menggoda kita untuk menghakimi orang lain, baiklah kita mengingat sebuah nasihat firman Tuhan “Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang” 1 Kor 45a. Alasan untuk tidak menghakimi ayat 2-4 Peringatan “supaya kamu tidak dihakimi” di ayat 1b bukan sekadar gertakan kosong. Ini bukan hanya sebuah kemungkinan, melainkan sebuah kepastian. Bukan pilihan, melainkan keniscayaan. Mengapa penghakiman terhadap mereka yang suka menghakimi merupakan hal yang tak terelakkan? Ayat 2 menerangkan alasan pertama lihat kata sambung “karena” di awal ayat ini. Bagaimana kita menghakimi orang lain akan menentukan bagaimana kita akan dihakimi oleh orang lain dan, terutama, oleh Allah. Alkitab mengajarkan dengan tegas bahwa penghakiman yang tidak berbelas-kasihan akan menimpa mereka yang tidak berbelas-kasihan Yak 213. Jika kita tidak mau penghakiman yang tidak berbelas-kasihan menimpa kita, kita pun harus menghindari sikap yang sama terhadap orang lain bdk. Mat 712a “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka”. Di samping itu, tatkala kita menjadikan diri sebagai hakim, kita menganggap diri kita lebih tahu tentang banyak hal dibandingkan dengan orang yang sedang dihakimi. Pengetahuan seperti ini atau, paling tidak, anggapan seperti ini membuat kita akan dihakimi secara lebih berat Yak 31b. Mereka yang tahu apa yang baik tetapi tidak melakukannya akan mendapatkan hukuman lebih banyak daripada mereka yang tidak tahu, sebab siapa yang banyak diberi, ia akan lebih banyak dituntut Luk 1248. Masihkah kita menginginkan jabatan sebagai hakim dan menganggap diri kita lebih tahu serta lebih baik daripada orang lain? Alasan kedua ada di ayat 3-4. Kita tidak boleh menghakimi orang lain karena kita sendiri tidak lebih baik daripada orang tersebut. Bahkan, kita seringkali justru lebih buruk daripada orang itu. Jika orang lain yang tidak seburuk kita saja menerima penghakiman yang tidak berbelas-kasihan dari kita, bagaimana dengan penghakiman ilahi yang akan menimpa kita? Ini jelas merupakan peringatan yang tidak boleh diremehkan. Untuk mendaratkan poin di atas, yaitu kebobrokan diri kita sendiri, Tuhan Yesus menggunakan sebuah metafora yang ekstrim dan humoris. Mereka yang suka menghakimi digambarkan sebagai orang yang mampu melihat selumbar di mata orang lain padahal matanya sendiri tertutup oleh balok. Istilah “selumbar” karphos bisa merujuk pada benda apapun yang sangat kecil, baik serpihan jerami atau kayu. Beberapa versi Inggris bahkan memilih “serbuk kayu” NIV “speck of sawdust” untuk mempertegas betapa kecilnya barang yang dilihat. Entah kita memilih serbuk kayu yang sangat kecil dan lembut atau selumbar/suban yang sedikit lebih besar, makna yang ingin disampaikan tetap sama. Kesalahan orang lain mungkin sangat sepele, namun mereka yang suka menghakimi orang lain pasti akan menemukan hal itu. Apa yang tidak penting dijadikan penting. Apa yang kecil telah dibesar-besarkan. Istilah “balok” dokos merujuk pada balok kayu besar yang biasanya digunakan sebagai palang utama atap rumah atau lantai. Ini bukan sekadar potongan kayu berukuran kecil atau sedang. Ini adalah balok utama dalam konstruksi sebuah rumah. Dari sini terlihat betapa berbedanya ukuran karphos dan dokos. Untuk menambah kontras, Tuhan Yesus menggunakan dua kata kerja yang berbeda di ayat 3, yaitu melihat blepō dan mengetahui katanoeō. Kata yang kedua ini menyiratkan sebuah pandangan yang lebih seksama daripada yang pertama RSV/NRSV/ESV “see versus notice”. Katanoeō mencakup perhatian dan pertimbangan NIV “pay attention; KJV/ASV “considerest”. Melalui penggunaan dua kata kerja ini kita dapat menangkap nuansa humor yang lebih kental dalam perkataan Tuhan Yesus. Orang yang suka menghakimi sudah sedemikian terlatih untuk menemukan kesalahan orang lain, sehingga ia hanya perlu melihat secara sekilas untuk mendapati kesalahan tersebut. Ironisnya, ia tidak memperhatikan kesalahan sendiri secara seksama. Tidak heran, apa yang begitu kentara di depan mata justru tidak terlihat. Lebih humoris lagi adalah keinginan dan tawarannya untuk membantu mengeluarkan selumbar di mata orang lain sementara matanya tertutup balok yang begitu besar ayat 4. Bagaimana mungkin dia dapat melihat dan mengeluarkan sesuatu yang kecil di mata orang lain dalam keadaan matanya terhalangi oleh balok yang sedemikian besar? Perumpamaan tentang orang buta menuntun orang buta bahkan tidak selucu gambaran di sini. Orang yang suka menghakimi benar-benar buta seluruh mata tertutup balok, namun ia berusaha menuntun orang lain yang masih dapat melihat karena hanya tertutup serbuk kayu. Nasihat untuk yang suka menghakimi ayat 5 Ayat ini mengajarkan bahwa menilai orang lain pada dirinya sendiri tidaklah keliru. Membantu orang lain untuk mengenali dan membersihkan kesalahan pada dirinya sendiri adalah sesuatu yang terpuji. Tuhan Yesus tidak melarang kita untuk membantu orang lain mengeluarkan selumbar di mata mereka. Kasih Kristiani bahkan mendorong kita untuk melakukan hal tersebut. Alkitab berkali-kali menasihati kita untuk membimbing maupun menegur orang lain yang bersalah Gal 61; Kol 316; 2 Tim 225. Yang dipersoalkan oleh Tuhan Yesus adalah kemunafikan pada saat menolong orang lain yang bersalah. Kita berbuat seolah-olah diri kita lebih baik daripada orang lain. Kita menganggap kesalahan orang lain lebih kentara daripada kesalahan kita sendiri. Kenyataannya, kita kadangkala lebih buruk daripada orang lain. Kesalahan kita lebih kentara daripada orang lain. Kita layak dimasukkan dalam sebutan “hai orang-orang munafik” ayat 5a. Perilaku seperti ini sangat mirip dengan legalisme orang-orang Yahudi pada zaman Tuhan Yesus. Mereka hanya bisa mengajar dan menghakimi orang lain, tetapi mereka sendiri tidak melakukan apa yang diajarkan 233. Mereka membebani banyak orang dengan aturan-aturan yang begitu berat, namun mereka sendiri tidak mau menyentuhnya 234. Kesalahan orang lain yang sepele dibesar-besarkan, tetapi kesalahan mereka yang fatal justru terlewatkan dengan mudah 151-6. Supaya kita layak untuk menilai orang lain, kita perlu lebih dahulu mengeluarkan balok di mata kita 75b. Untuk mengeluarkannya, kita perlu lebih dahulu menyadari bahwa ada balok di mata kita. Selama kita merasa diri baik-baik saja, kita tidak akan bertambah baik. Kita cenderung lebih peka dan jeli dalam mengenali kesalahan orang lain daripada kesalahan diri sendiri. Sikap ini perlu diperangi. Tatkala kita sudah memahami betapa bobroknya diri kita, terutama di hadapan Allah yang mahakudus, kita tetap akan mampu melihat kesalahan orang lain. Hanya saja, kali ini cara pandang kita akan berbeda. Kita akan memperlakukan dia sama seperti Allah telah memperlakukan kita. Penilaian kita akan diwarnai dengan belas-kasihan, kelemah-lembutan, dan kasih. Soli Deo Gloria. 7:28 Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, j takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, k 7:29 sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka. 1 Full Life : JANGAN KAMU MENGHAKIMI. Nas : Mat 7:1.
”Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.”
WEQNr1J.
  • tdaygw6hx7.pages.dev/212
  • tdaygw6hx7.pages.dev/535
  • tdaygw6hx7.pages.dev/514
  • tdaygw6hx7.pages.dev/404
  • tdaygw6hx7.pages.dev/569
  • tdaygw6hx7.pages.dev/516
  • tdaygw6hx7.pages.dev/347
  • tdaygw6hx7.pages.dev/548
  • matius 7 ayat 1 5